Manusia adalah makhluk yang memiliki tingkat keimanan yang dapat
bertambah dan sewaktu-waktu dapat pula berkurang, berbeda dengan malaikat yang
memiliki tingkat keimanan yang stagnan, tidak pernah bertambah dan tidak pernah
pula berkurang, selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah padanya dan
tidak mengerjakan selain apa yang diperintahkan kepadanya. Para Nabi dan Rasul
adalah pengecualian dalam kasus ini.
Para Nabi dan Rasul Allah adalah manusia-manusia yang istimewa,
Mereka adalah manusia terpilih, keimanan mereka senantiasa bertambah dan tidak
pernah berkurang, berbeda dengan manusia biasa. Oleh karena itu, tidak heran
apabila Allah memberikan amanah besar yang harus dipikul di pundak-pundak
mereka, yaitu amanah dakwah. Allah mengamanahkan para Nabi dan Rasul untuk
menegakkan kalimat tauhid dan menyebarkan ajaran Islam yang merupakan rahmat
bagi seluruh alam, serta menghapus segala macam bentuk kesyirikan di muka bumi
ini.
Tentu saja dakwah yang mereka lakukan tidak selalu berjalan mulus.
Beragam rintangan dan makar harus mereka hadapi, beragam bentuk penolakan
terhadap dakwah mereka pun berdatangan dari kaum yang tidak menyukai dakwah
mereka. Allah berfirman dalam Alquran surah Al-Anbiya ayat 37-40:
"(37) Manusia telah dijadikan (bertabiat)
tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka
janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera. (38) Mereka
berkata: "Kapankah janji itu akan datang, jika kamu sekaIian adalah
orang-orang yang benar? (39) Andaikata orang-orang kafir itu mengetahui, waktu
(di mana) mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari muka mereka dan
(tidak pula) dari punggung mereka, sedang mereka (tidak pula) mendapat
pertolongan, (tentulah mereka tiada meminta disegerakan) (40) Sebenarnya (azab)
itu akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong lalu membuat mereka
menjadi panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka
diberi tangguh."
Dalam ayat tersebut Allah menerangkan bahwa salah satu tabiat
manusia adalah suka tergesa-gesa sedangkan tergesa-gesa itu merupakan salah
satu sifat setan. Sifat ini pun terdapat dalam diri kaum kafir yang tidak
menyetujui dakwah para Nabi dan Rasul. Lantaran sombongnya mereka ketika
mendengarkan ancaman bagi orang-orang yang mengingkari azab Allah, mereka justru
minta agar azab itu disegerakan kedatangannya terhadap mereka, mereka tidak
sabar untuk melihat bukti nyata kebesaran Allah. Seandainya mereka mengetahui
betapa dahsyatnya azab Allah dan neraka yang telah disiapkan bagi para
pembangkang, tentu saja mereka tidak akan berani mengolok-olok apalagi meminta
agar segera ditimpakan azab. Kita tak dapat membayangkan betapa besar
penyesalan orang-orang kafir itu di neraka, setelah mereka merasakan sendiri
siksa neraka yang tak tertahankan tanpa mendapat pertolongan sedikit pun.
Naudzubillaahi min dzaalik.
Oleh karena itu kita harus senantiasa memperbaharui iman kita dan
menyadarkan diri kita akan pedihnya azab Allah bagi mereka yang mengingkari
kebesarannya, serta memperkuat landasan tauhid dalam hati kita. Semoga Allah
meridhai usaha kita.