“Dia
mengendarai motor di jalur pejalan kaki”
“Orang itu
memotong antrian pembuatan KTP”
“Karyawan
itu pulang kerja lebih awal tanpa izin”
Ilustrasi-ilustrasi
semacam itu sudah sangat biasa dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari,
bahkan tidak menutup kemungkinan malah kita sendiri yang pernah melakukannya.
Tidak
diragukan lagi bahwa masyarakat di zaman modern ini sangat kaya akan materi dan
inteligensi, semua kebutuhan mereka nampaknya selalu terpenuhi. Orang-orang
ber-IQ tinggi dengan mudahnya kita jumpai di mana-mana, orang-orang dengan
berbagai keterampilan yang mereka miliki tersebar di setiap sudut bumi,
bersaing dan bertarung mengejar rezeki yang telah ditetapkan atas mereka.
Standar ketampanan dan kecantikan pun selalu mengalami evolusi dari waktu ke
waktu, sehingga manusia berlomba-lomba mempercantik apa yang nampak dari fisik
mereka.
Dari
sekilas pandang, zaman modern menjanjikan kesempurnaan hidup bagi kita.
Benarkah
itu?
Hal yang
masih luput dari kita semua adalah moral dan empati.
Dari 3 ilustrasi
di awal artikel tadi dapat kita tarik sebuah benang merah, bahwa manusia di
zaman ini mengalami krisis moral. Kurangnya moral dan rasa empati dalam diri
seseorang mengakibatkan dia tidak peduli lagi dengan orang lain di sekitarnya.
Bagi mereka yang miskin moral, berlaku 1 prinsip: “Asal saya senang”. Yang
mereka prioritaskan adalah hak mereka, namun berbicara masalah kewajiban dan
tanggung jawab mereka, maka hal itu seringkali luput dari perhatian mereka.
Betapa
banyak dari kita yang mendambakan seorang pemimpin atau figur teladan yang
adil, mengayomi semua orang, jujur dan dapat mengemban amanah dengan
sebaik-baiknya. Namun, apakah kita sudah merasa cukup pantas untuk mengharapkan
sesuatu seindah itu? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Sejatinya
kita harus memiliki moral yang baik, karena itu adalah salah satu harta kita
yang berharga dan harus kita rawat dengan baik. Seharusnya kita lebih teliti
dalam menjalani kegiatan kita sehari-hari agar kita tidak sampai mengambil hak
orang lain. Kita memiliki hak, namun orang lain juga memiliki hak yang harus
kita hargai dan hormati. Tanamlah rasa empati dalam diri kita semua, agar kita
tidak sampai menzhalimi orang lain, sekalipun kita tidak menyadarinya.
Perhatikan kewajiban-kewajiban yang kita miliki, dan jangan sampai kita
melalaikannya, barulah kita dapat menjadi pribadi yang baik dan menjadi
pemimpin yang baik bagi diri kita masing-masing.
Mengubah
dunia menjadi lebih baik itu penting, namun mengubah diri kita menjadi lebih
baik itu jauh lebih penting.
No comments:
Post a Comment