Wednesday, 5 December 2018

Sejarah Islam di Eropa



Image source: medium.com

Tidak diragukan lagi, Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut yang sangat banyak di seluruh dunia. Perjuangan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم beserta para sahabatnya dalam menegakkan dan menyebarkan Islam membuahkan hasil yang luar biasa, dan dampaknya sangat terasa di seluruh dunia hingga saat ini, tidak terkecuali di benua Eropa.

Islam adalah agama terbesar kedua di Eropa setelah Kristen. Walaupun saat ini sebagian besar dari kaum Muslimin di Eropa adalah hasil dari gelombang migrasi, dapat ditemukan pula kaum Muslimin Pra-Modern di negara-negara Balkan. Proses masuknya Islam di benua biru tersebut harus melalui perjalanan yang berliku.

Spanyol
Image source: roughguides.com

Salah satu jalan yang ditempuh untuk membawa Islam ke Eropa adalah melalui perantara kaum Muslimin dari Afrika Utara, yang lebih dikenal di seluruh dunia sebagai bangsa Moors. Mereka memasuki Andalusia, atau yang sekarang lebih kita kenal sebagai Spanyol dan sekitarnya, pada abad ke-8, tepatnya pada tahun 711. Mereka memasuki Andalusia membawa agama Islam serta kultur budayanya atas nama Kekhalifahan Umayyah, dan meletakkan pusat pemerintahan di Cordoba. Mereka memperluas kekuasaan ke arah utara sepanjang Pyrenees hingga Perancis, namun dihalangi oleh Charles Martel dan pasukannya pada tahun 732.

Pada abad ke-11, para petinggi Nasrani mencoba mngambil kembali wilayah kekuasaan Islam di selatan Andalusia, dan satu per satu kota yang sebelumnya dikuasai Islam berhasil mereka rebut, di antaranya kota Toledo, Cordoba, dan yang terakhir adalah Granada. Pada akhirnya, sebagian besar bangsa Moors diusir dari Andalusia.

Pengaruh bangsa Moors sangat terasa di wilayah Spanyol hingga saat ini. Islam memengaruhi jalannya politik di Spanyol, Portugal, Italia Selatan dan Malta selama beberapa abad. Islam juga masih meninggalkan jejaknya dalam bidang kesenian dan arsitektur. Peninggalan arsitektur Islam yang paling terkenal di Spanyol adalah Benteng Alhambra di Granada dan Escorial di Cordoba.

Balkan
Image source: worldatlas.com

Sejak abad ke-7, Islam mulai memasuki area Kaukasus setelah penaklukan Persia, dan selanjutnya Kesultanan Utsmaniyah/Ottoman melebarkan wilayah kekuasaannya ke Eropa Tenggara pada abad ke-14 dan 15 serta menaklukkan sebagian besar wilayah kekuasaan Kekaisaran Bizantium.

Pasukan Utsmaniyah menaklukkan wilayah Thrace, yang sekarang terpecah dan dibagi antara Bulgaria, Yunani, dan Turki. Selain itu, mereka juga menaklukkan Macedonia, Kosovo, dan Bulgaria. Pada 1456 Athena jatuh ke tangan Utsmaniyah, diikuti oleh Bosnia dan Albania, hingga Belgrade pada tahun 1521. Di sepanjang wilayah Balkan tersebut, banyak warga lokal yang akhirnya menyatakan keislamannya tanpa paksaan. Mereka yang telah masuk Islam mendapatkan berbagai keutamaan, di antaranya pembebasan dari pajak, mendapatkan hak kepemilikan tanah, dan berbagai peluang akses ke pemerintahan dan militer, serta akses ke Istanbul yang kaya akan budaya.

Selama berabad-abad, Kesultanan Utsmaniyah mulai kehilangan wilayah kekuasaannya selama bertahap, hingga akhirnya Kesultanan Utsmaniyah runtuh total pada tahun 1922. Seiring mulai menurunnya pengaruh Utsmaniyah di negara-negara Balkan, Islam pun mulai asing di sana dan dianggap sebagai ancaman terhadap proses Eropanisasi dan modernisasi yang mulai digalakkan.

Hingga sekarang, negara-negara Balkan masih memiliki jumlah kaum Muslimin yang besar, walaupun sebagian besar dari mereka menganut ideologi sekularisme. Beberapa percobaan dilakukan oleh para Nasionalis untuk menghilangkan jejak sejarah Islam di Balkan, namun itu semua justru menambah ketertarikan masyarakat kepada Islam.

Sources:



2 comments:

  1. Replies
    1. Aamiin, diusahakan memperbanyak artikel yg brmanfaat ke dpannya :)

      Delete